a. Pencurian Data
Kegiatan pencurian data umumnya dilakukan oleh fraudster
dengan memanfaatkan sistem keamanan jaringan suatu perusahan yang lemah dengan menggunakan
suatu software hacking tertentu .Secara umum sasaran umum dari fraud ini adalah data yang berhubungan dengan data kartu kredit
nasabah (carding).
Cara perusahaan melindungi diri dari pencurian data
adalah sebagai berikut :
- menggunakan dan secara teratur memperbarui perangkat lunak antivirus
- membatasi akses fisik ke data pemegang kartu
- mengembangkan dan memelihara sistem dan aplikasi pengaman khusus
- mengenkripsi transmisi data pemegang kartu saat melewati jaringan publik/terbuka
- melacak dan memantau semua akses ke sumber daya jaringan dan data pemegang kartu secara terus menerus.
b. Penggelapan (Embezzlement)
merupakan kegiatan
fraudster sebagai bagian dari sistem,atau pegawai pada suatu
perusahaan itu sendiri yang menyalahgunakan wewenang maupun jabatan untuk
memperkaya diri sendiri.contoh fraud jenis ini adalah pencucian uang/money laundering, memanipulasi
laporan keuangan dan sebagainya.
Cara perusahaan melindungi diri dari dari tindak penggelapan adalah sebagai
berikut :
- Melakukan audit eksternal terhadap Laporan Keuangan
- Membuat dan menetapkan kode etik karyawan
- Melakukan manajemen sertifikasi atas Laporan Keuangan
- Melakukan penelaahan Manajemen keuangan dan karyawan
- Mengembangkan program dukungan karyawan
- Memberikan pelatihan mengenai fraud bagi manajemen/eksekutif
- Menyediakan tips anti-fraud secara online bagi karyawan
- Memberikan pelatihan anti-fraud bagi karyawan
- Melakukan audit internal secara mendadak
- Menyediakan hadiah bagi pelapor tindak penggelapan.
c. Penipuan Atas Jasa Perbankan Online (Online Banking)
Kebutuhan suatu perusahaan pada sebuah bank sebagai
tempat penyimpanan uang , pencairan modal,transaksi online atau bisa dikatakan
bank adalah pemegang semua urusan keuangan pada suatu perusahaan merupakan
sasaran empuk yang dimanfaatkan oleh fraudster.Fraudster dalam masalah ini
umumnya dilakukan oleh orang luar/hacker
yang berusaha mencari lubang keamanan pada sistem atau berusaha melakukan
hacking saat terjadi komunikasi antara perusahaan dengan bank
Selain hacker/orang luar tentunya orang dalam/internal
sistem baik pegawai perusahaan atau pegawai bank yang ‘nakal’ tentunya bisa juga melakukan
hal ini dengan mudah,mengingat pelaku mengetahui privasi dari sistem itu
sendiri.
Bagaimana perusahaan dapat melindungi diri dari penipuan
perbankan online?
- Melakukan rekonsiliasi rekening bank pada setiap akhir bulan.
- Melakukan evaluasi dan persetujuan yang cermat atas seluruh transaksi kas keluar
- Menempatkan lebih lebih dari satu orang untuk mengendalikan akun
- Menggunakan komputer khusus yang didedikasikan untuk online banking
- Mengembangkan pendidikan pencegahan fraud bagi karyawan
d.Penipuan/penggelapan
Atas Cek
Fraud jenis ini menggunakan cek sebagai sarana penipuan,.Keteledoran dalam penyimpan cek kosong ataupun kurangnya pengawasan dalam persetujuan pengeluaran kas merupakan kesempatan emas yang digunakan seorang fraudster berkedok pegawai persahaan untuk melakukan aksinya. Penipuan ini juga dapat dilakukan oleh pegawai bank dengan cara penyalahgunaan tanda tangan maupun manipulasi data cek.
Untuk pelaku orang luar/hacker biasa melakukan fraud jenis ini dengan memanipulasi cek dari rekening korban ,dimana sebelumnya hacker tersebut telah berhasil mendapatkan data pribadi atau data rekening perbankan dari korban.
Banyak langkah pencegahan
yang ampuh untuk melindungi diri dari penipuan perbankan online, juga ampuh
untuk melindungi diri terhadap penipuan cek. berikut adalah langkah yang bisa diambil perusahaan untuk
memastikan mereka benar-benar aman dari tindak kejahatan penipuan (fraud):
- Pastikan cek memiliki fitur keamanan yang cukup. Misalnya: dengan menggunakan alat pemeriksaan keamanan berteknologi tinggi. Disamping dapat mencegah, jikapun tetap terjadi perusahaan dapat menunjukkan itu kepada pihak bank sebagai bukti bahwa perusahaan telah mengambil langkah-langkah pencegahan secara sungguh-sungguh.
- Maksimalkan usaha-usaha agar perusahaan menerapkan metode (cara) administrasi yang aman dengan mengimplementasikan ‘Sistem Pengendalian Intern (SPI)’ secara ketat di seluruh bagian dan tingkat operasional perusahaan. Misalnya: pemisahan fungsi antar staff akuntansi dengan jelas dan tegas.
- Hancurkan semua buku cek kosong dari rekening bank yang tidak aktif (telah ditutup) sesegera mungkin.
- Gunakan fitur layanan membayar tertentu untuk mencegah adanya kliring rekening atas cek tidak sah.
- Baca dengan seksama kontrak perjanjian dengan pihak bank untuk memahami hak dan kewajiban jika suatu saat nanti perusahaan mengalami kerugian akibat tindak penipuan dari pihak lain.
- Periksa buku cek baru begitu diterima dari bank. Simpan buku cek yang belum dipakai di tempat yang sungguh-sungguh aman, dalam kondisi terkunci. Jika buku cek diterima dalam keadaan tersegel, jangan buka segel sampai cek dipakai.
- Selalu jaga keamanan buku cek dan slip (formulir bank) yang tidak terpakai atau dibatalkan, stempel perusahaan dan stempel tandatangan (jika memakai), dengan menyimpannya di tempat yang terkunci hanya bisa diakses oleh orang yang diberi wewenang. (dikutip dari www.jurnalakuntansikeuangan.com dengan perubahan)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar