jam

Sabtu, 17 November 2012

Jenis Fraud Dan Pencegahannya


a. Pencurian Data

Kegiatan pencurian data umumnya dilakukan oleh fraudster dengan memanfaatkan sistem keamanan jaringan  suatu perusahan yang lemah dengan menggunakan suatu software hacking  tertentu  .Secara umum sasaran umum dari fraud  ini adalah  data yang berhubungan dengan data kartu kredit nasabah (carding).
Cara perusahaan melindungi diri dari pencurian data adalah sebagai berikut :
  • menggunakan dan secara teratur memperbarui perangkat lunak antivirus
  • membatasi akses fisik ke data pemegang kartu
  • mengembangkan dan memelihara sistem dan aplikasi pengaman khusus
  • mengenkripsi transmisi data pemegang kartu saat melewati jaringan publik/terbuka
  • melacak dan memantau semua akses ke sumber daya jaringan dan data pemegang kartu secara terus menerus.

b. Penggelapan (Embezzlement)

merupakan  kegiatan  fraudster  sebagai  bagian dari sistem,atau pegawai pada suatu perusahaan itu sendiri yang menyalahgunakan wewenang maupun jabatan untuk memperkaya diri sendiri.contoh fraud jenis ini adalah  pencucian uang/money laundering, memanipulasi laporan keuangan dan sebagainya.


Cara  perusahaan  melindungi diri  dari dari tindak penggelapan adalah sebagai berikut :
  • Melakukan audit eksternal terhadap Laporan Keuangan
  • Membuat dan menetapkan kode etik karyawan
  • Melakukan manajemen sertifikasi atas Laporan Keuangan
  • Melakukan penelaahan Manajemen keuangan dan karyawan
  • Mengembangkan program dukungan karyawan
  • Memberikan pelatihan mengenai fraud bagi manajemen/eksekutif
  • Menyediakan tips anti-fraud secara online bagi karyawan
  • Memberikan pelatihan anti-fraud bagi karyawan
  • Melakukan audit internal secara mendadak
  • Menyediakan hadiah bagi pelapor tindak penggelapan.

c. Penipuan Atas Jasa Perbankan Online (Online Banking)

Kebutuhan suatu perusahaan pada sebuah bank sebagai tempat penyimpanan uang , pencairan modal,transaksi online atau bisa dikatakan bank adalah pemegang semua urusan keuangan pada suatu perusahaan merupakan sasaran empuk yang dimanfaatkan oleh fraudster.Fraudster dalam masalah ini umumnya dilakukan oleh  orang luar/hacker yang berusaha mencari lubang keamanan pada sistem atau berusaha melakukan hacking saat terjadi komunikasi antara perusahaan dengan bank
Selain hacker/orang luar tentunya orang dalam/internal sistem baik pegawai perusahaan atau pegawai  bank yang ‘nakal’ tentunya bisa juga melakukan hal ini dengan mudah,mengingat pelaku mengetahui privasi dari sistem itu sendiri.
Bagaimana perusahaan dapat melindungi diri dari penipuan perbankan online?
  • Melakukan rekonsiliasi rekening bank pada setiap akhir bulan.
  • Melakukan evaluasi dan persetujuan yang cermat atas seluruh transaksi kas keluar
  • Menempatkan lebih lebih dari satu orang untuk mengendalikan akun
  • Menggunakan komputer khusus yang didedikasikan untuk online banking
  • Mengembangkan pendidikan pencegahan fraud bagi karyawan

d.Penipuan/penggelapan Atas Cek 

Fraud jenis ini  menggunakan cek sebagai sarana penipuan,.Keteledoran dalam penyimpan cek kosong ataupun kurangnya pengawasan dalam persetujuan pengeluaran kas merupakan kesempatan emas yang digunakan seorang fraudster berkedok pegawai persahaan untuk melakukan aksinya. Penipuan  ini juga dapat dilakukan oleh pegawai bank dengan cara penyalahgunaan tanda tangan maupun manipulasi data cek.

Untuk pelaku orang luar/hacker biasa melakukan fraud jenis ini dengan memanipulasi cek dari rekening  korban ,dimana sebelumnya hacker tersebut telah berhasil mendapatkan data pribadi atau data rekening perbankan dari korban.

Banyak langkah pencegahan yang ampuh untuk melindungi diri dari penipuan perbankan online, juga ampuh untuk melindungi diri terhadap penipuan cek. berikut adalah  langkah yang bisa diambil perusahaan untuk memastikan mereka benar-benar aman dari tindak kejahatan penipuan (fraud):
  • Pastikan cek memiliki fitur keamanan yang cukup. Misalnya: dengan menggunakan alat pemeriksaan keamanan berteknologi tinggi. Disamping dapat mencegah, jikapun tetap terjadi perusahaan dapat menunjukkan itu kepada pihak bank sebagai bukti bahwa perusahaan telah mengambil langkah-langkah pencegahan secara sungguh-sungguh.
  • Maksimalkan usaha-usaha agar perusahaan menerapkan metode (cara) administrasi yang aman dengan mengimplementasikan ‘Sistem Pengendalian Intern (SPI)’ secara ketat di seluruh bagian dan tingkat operasional perusahaan. Misalnya: pemisahan fungsi antar staff akuntansi dengan jelas dan tegas.
  • Hancurkan semua buku cek kosong dari rekening bank yang tidak aktif (telah ditutup) sesegera mungkin.
  • Gunakan fitur layanan membayar tertentu untuk mencegah adanya kliring rekening atas cek tidak sah.
  • Baca dengan seksama kontrak perjanjian dengan pihak bank untuk memahami hak dan kewajiban jika suatu saat nanti perusahaan mengalami kerugian akibat tindak penipuan dari pihak lain.
  • Periksa buku cek baru begitu diterima dari bank. Simpan buku cek yang belum dipakai di tempat yang sungguh-sungguh aman, dalam kondisi terkunci. Jika buku cek diterima dalam keadaan tersegel, jangan buka segel sampai cek dipakai.
  • Selalu jaga keamanan buku cek dan slip (formulir bank) yang tidak terpakai atau dibatalkan, stempel perusahaan dan stempel tandatangan (jika memakai), dengan menyimpannya di tempat yang terkunci hanya bisa diakses oleh orang yang diberi wewenang.                                     (dikutip dari www.jurnalakuntansikeuangan.com dengan perubahan)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar